Nasib Pilu Warga Jalan Kesuma Yang Digusur PTPN II

Daerah646 Dilihat

Sampali, Percut Sei Tuan – RAJAWALINEWS – Sungguh tragis nasib warga jalan Kesuma desa sampali, percut sei tuan yang digusur oleh PTPN II melalui anak perusahaan nya PT NDP ( Nusa Dua Propertindo ) Rabu, 31-05-2023.

Seperti pantauan awak media Rajawalinews.net dilokasi, yang mana kami mewawancarai Pimpinan PAUD Sapta Kurnia yang mengatakan bahwa mereka belum menerima uang tali asih dari PTPN II dikarenakan belum tercapai mufakat antara kedua belah pihak, tetapi pihak PTPN II sudah melakukan pengusuran terhadap tempat tinggal mereka.

Sehingga akses sekolah tempat anak-anak belajar ini pun ikut diratakan. Saat ini, Kamis (1/6/2023) pagi pantauan Rajawalinews.net siswa tersebut terlantar karena sudah tidak ada lagi sarana untuk belajar buat adik-adik itu.

Rakyat kecil sudah tak ada tempat lagi dihati para Pejabat, Penguasa dan Pengusaha serta Aparat Negara. Itulah yang dirasakan warga tersebut saat alat berat (beko) meluluhlantahkan bangunan yang sudah berpuluh tahun mereka tempati hanya dikarenakan kabarnya HGU 152 PTPN II yang nyatanya beralih tangan kepada Pengembang.

Akses jalan keluar masuk ke Jalan Kesuma tempat rumah warga diluluhlantahkan ditutup dengan alasan mengada-ada.
Dugaan HGU 152 yang diklaim PTPN II tersebut masih diragukan keabsahannya, selain bertentangan dengan Perda No.2 tahun 2002 Pemkab Deli Serdang juga HGU 152 seperti siluman, selalu dibicarakan tetapi wujud aslinya tak pernah dilihat warga.

Padahal di Perda No. 2 tersebut yang menyatakan sudah tidak ada lagi Kebun, karena areal kebun tersebut akan dijadikan pemukiman masyarakat, perkantoran atau pergudangan karena masuk RUTR (Rencana Untuk Tata Ruang) Kecamatan Percut Sei Tuan. Nyatanya kemungkinan pemukiman yang dimaksud para penggusur warga tersebut adalah untuk pemukiman kalangan masyarakat tertentu saja.

Namun apa daya, kekuatan rakyat kecil hanya mampu berteriak dan menangis saja. Inilah penomena yang terjadi pada hari Rabu (31/5/2023) siang yang dialami warga di Jalan Kesuma.

Warga kecil dari segelintiran orang-orang terpencil itu hanya bisa meratap sedih melihat bangunan yang dibangunnya dari hasil cicil mencicil, rata dengan tanah. Sepertinya mereka hidup dinegara BAR-BAR. Pejabat di Republik ini hanya mampu melihat dan mendengar, akan tetapi tak mampu berbuat apa-apa untuk rakyatnya yang ditindas oleh pelaku-pelaku orang-orang berduit. (Muchlis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *